Sabtu, 24 Maret 2012


Dengan kata lain,aku selalu menjadi musuh mu. Tapi tak pernah berhenti memikirkan mu.

***

Pagi-pagi sekitar pukul 4 subuh,gadis manis bernama Ify ini sudah terbangun dari tidurnya. Dia menggeliat kecil,lalu turun dari ranjang nya. dia membuka gorden hijau nya,tak lupa dia juga membuka jendela nya agar udara pagi ini bisa masuk ke dalam kamarnya. Ify merentangkan tangan nya,mengambil oksigen melalui hidung nya lalu menghembuskan nya perlahan. Setelah itu dia masuk ke kamar mandi untuk menggosok gigi dan membasuh wajahnya. Dia melihat dirinya di depan cermin. Ify menarik bibir nya ke samping,membentuk senyuman yang ia persembahkan untuk para burung yang sudah bercicit dengan semangat di pagi yang masih gelap ini.

Ify keluar dari kamarnya,dan berlari kecil kea rah dapur.

“Bundaaa!”Ify mengagetkan seorang wanita yang sedang membuat adonan di dapur. Wanita yang dia sebut ‘bunda’ itu berbalik badan dan mencubit pipi Ify dengan gemas.

“Kamu ini,ngagetin bunda aja!”ujar Bunda. Ify tertawa kecil.

“adik-adik mu belum bangun Fy?”tanya bunda.

“Belum bun, mereka masih tidur nyenyak..”jawab Ify yang sekarang sudah mulai memotong-motong wortel menjadi beberapa bagian.

“oya,kemarin waktu pulang kamu kok kayaknya kesel gitu? Ada yang gangguin kamu?”tanya Bunda,sejenak menghentikan pekerjaan nya. Ify menggeleng.

“ngga ada yang ganggu Ify kok. Yah..kemarin Ify Cuma kesel aja. Pas ngamen ketemu sama orang paling nyebelin. Yang selalu buat Ify kesel!” sungut Ify. Bunda memandang Ify geli,pasal nya saat dia bercerita tentang hal yang di alami nya kemarin, entah sadar atau tidak, Ify memotong-motong wortel dengan sadis. Seakan membayangkan,kalau yang dipotong-potong itu orang dia cerita kan pada Bunda.

“kamu itu,gak boleh lho benci sama orang lain. Kalau pun dia berbuat buruk sama kamu,seharusnya kamu jangan menanamkan rasa dendam. Gak baik.”nasihat Bunda yang kembali menekuni pekerjaan nya.

“tau ah! Abis dia nya ngeselin.”balas Ify tak mau kalah. Bunda hanya menggeleng-geleng heran.

“Fy,bunda mau tanya sama kamu.”

“ya nanya aja Bun,biasa nya juga gak ijin dulu.”jawab Ify tanpa menoleh pada bunda nya.

“apa kamu gak mau tinggal lagi sama mama mu?”tanya Bunda hati-hati. dan kali ini sukses membuat Ify memandang Bunda nya.

“aku lebih bahagia sama Bunda,karena Bunda selalu menjadi yang terbaik untuk aku..”

***

Rio. Pemuda yang mempunyai wajah tampan dan berperawakan tinggi ini berjalan lenggang di koridor sekolah. Sambil memainkan kunci mobil nya,dia sesekali bersiul membuat setiap cewek yang dilalui melirik kea rah nya. Tak ada senyum. Tak ada keramahan. Yang ada hanya raut wajah yang dingin,kaku,dan berdebu namun menghangatkan. Dia berbelok ke kiri dimana kelas nya berada. Rio menuju ke bangku nya,sesaat langkah nya terhenti tepat di bangku kedua dari depan. Bangku Ify. Rio memandang gadis yang sedang duduk disitu dengan pandangan –sedikit- meremehkan. Merasa ada yang memperhatikan nya,Ify yang sedang membaca komik pun seketika mendongak.

“mau apa lo?” tanya Ify sengit. Rio tersenyum miring. Ify menggerlingkan matanya,kesal.

“gadis pengamen.”ujar Rio dengan nada mengejek. Lalu dengan santai nya berjalan menuju bangku nya. wajah Ify memerah,dengan rasa kesalnya dia pun menghampiri Rio yang kini sudah duduk santai di bangku nya sambil memasang earphone dari ponselnya.

“heh cowok tengil! Maksud lo apa bilang kayak gitu sama gue?”bentak Ify. Rio tetap asik dengan ponsel nya. Merasa di acuhkan,Ify pun melepas earphone yang menempel di telinga Rio. Dengan kesal,Rio pun berdiri menghadap Ify yang sedang menatapnya sengit.

“apa-apaan lo?”tanya Rio tak terima dengan perlakuan Ify. ify memutar bola matanya.

“lo yang apa-apaan! Pagi-pagi udah nyari rebut sama gue! Maksud lo apa pake bilang gitu sama gue ha? Lo mau ngehina gue ?”balas Ify. kini giliran Rio yang memutar bola mata nya.

“so? Terus lo ngerasa kehina gitu? Emang lo cuman gadis pengamen kan? Lo mau gue panggil apa? Nyonya besar? Atau ratu? Gak pantes lo di panggil kayak gitu!” Rio menunjuk wajah Ify. teman-teman sekelas mereka yang sudah datang langsung asik menonton pertengkaran pagi ini. Tanpa ingin memisahkan atau melerai Rio dan Ify,mereka malah duduk santai sambil menopang dagu masing-masing. Bahkan ada yang sambil ngemil yang mendadak mereka beli di kantin sebagai teman menonton adegan pertengkaran antara Rio dan Ify -__-

“eh denger ya anak manja! Jaga tuh mulut lo! Bisa gak sih sehari aja lo jangan mancing emosi gue ! capek gue berantem sama lo mulu!”balas Ify sengit. Rio berdecak.

“siapa juga yang mau berantem sama lo? Itu sih salah lo sendiri,jadi orang emosian!”kata Rio tak kalah sengitnya.

“ya,gue emang emosian! Tapi gue gini karena gue Cuma pengen lo ngehargain orang lain. Jangan ngehina se enak jidat lo! Mentang-mentang lo kaya, lo bisa ngedapetin segala nya yang lo mau! Pantesan aja jadi cowok kok manja, kerjaan nya Cuma buang-buang duit aja sih!.”balas Ify dengan nada meremehkan sambil melipat kedua tangan nya di depan dada.

“diajarin cara ngehargain orang lain gak sih sama orang tua lo?ck. atau jangan-jangan lo juga titisan orang tua lo, sombong dan menjadikan anak nya manja kyak gini.”lanjut Ify yang berhasil membuat macan yang ada dalam diri Rio bangun. Rio mengepalkan tangannya. Rio mendorong tubuh Ify hingga akhir nya membentur tembok. Ify sedikit mengaduh kesakitan. Tapi Rio tidak peduli.

“apa lo?”tantang Ify. sebenarnya Ify juga sedikit takut melihat kemarahan Rio. secara tidak langsung dan tanpa Ify sadari,dia telah mengusik satu hal yang membuat Rio benar-benar marah pada nya. tapi Ify berusaha untuk tetap tenang,jangan sampai dia terlihat kalah di mata Rio. gengsi dong dia! -_-“

“lo.”Rio menunjuk wajah Ify. Membuat gadis ini takut dan semakin menjauh kan wajah nya dari wajah Rio yang semakin mendekat. Bahkan hidung mereka pun hampir bersentuhan. Ify mencengkram kuat rok abu-abunya. Teman-teman sekelas mereka semakin serius melihat adegan itu. Mata mereka semakin menyepit. Sampai-sampai mereka berpikir Rio akan melakukan hal aneh untuk mengakhiri pertengkaran pagi ini. apalagi wajah Rio dan Ify semakin dekat. Tentulah mereka mengira, Rio akan mencium Ify di depan umum! Oh no !

“jangan pernah bawa-bawa orang tua gue.”singkat,padat,dan tajam saat Rio mengucapkan kalimat itu. Nada nya berubah menjadi dingin. Wajah nya masih menampakan raut kemarahan yang tak biasa.

“ck, kenapa? Ada masalah sama orang tua lo?” balas Ify yang sebenarnya sudah sangat takut. Rio menonjok dinding tepat di sebelah kepala Ify. membuat Ify menciut dan menutup mata nya.

“gue bilang jangan bawa-bawa orang tua gue!”bentak Rio keras. Ify ingin sekali segera pergi ,menjauh dari Rio. tapi tangan Rio mengunci nya. Ify menggigit bibir bawahnya. Dia menunduk. Merasa takut,dan malu. Pasalnya,kini kelas nya sudah mulai penuh karena teman-teman nya mulai berdatangan. Yang otomatis,mereka pun menyaksikan pertengkaran hebat nya dengan Rio.

Rio dan Ify masih dalam posisi itu. nafas Rio yang memburu semakin dirasakan oleh Ify. Ify menarik nafas kuat-kuat,lalu menghembuskan nya keras. Berusaha kembali mengumpulkan tenaga nya.

“permisi tuan Mario.”ujar Ify jutek dengan menepis tangan kiri Rio yang sedari tadi menguncinya. Rio melepaskan Ify tanpa sepatah kata pun. Dia langsung menunduk dengan tangan yang masih mengepal dan rahang yang mengeras.

Dengan langkah cepat,Ify segera keluar dari kelas nya di iringi tatapan penuh tanya dari teman-teman sekelasnya.

***

Pelajaran pertama berlangsung. Ify sudah kembali ke kelas,tapi tidak untuk Rio. Dia menghilang pada jam pertama hari ini. ify sedikit gelisah. Sesekali ia menoleh ke bangku yang Rio tempati. Kosong.

apa dia bolos gara-gara kejadian tadi pagi?’ pikir Ify khawatir. Dia lalu menggelengkan kepala nya.

‘ah,ngapain juga mikirin dia?masa bodo lah!’ pikir nya lagi.

Saat istirahat, Ify mencoba mencari keberadaan Rio dengan cara yang ‘tidak’ terang-terangan. Alias diam-diam. dia mencoba mencari ke kantin,tidak ada. Ke lapangan basket,tidak ada. Akhir nya dengan langkah gontai,Ify pun kembali ke kelas karena bel masuk sudah berbunyi. Dengan harapan,Rio sudah berada di kelas dan kembali duduk manis di bangku nya.

Tapi sial! Dugaan Ify salah. Bangku itu masih kosong. Yang berarti Rio belum kembali ke kelas. Dia kembali terlihat gelisah. Untung saja jam pelajaran terakhir ini kosong karena para guru mengadakan rapat. Jadi Ify tidak perlu mengumpulkan konsentrasi nya yang pecah hanya karena memikirkan keberadaan Rio sekarang.

Hingga bel pulang berbunyi,Rio masih belum menampakan batang hidung nya. Ify langsung membereskan buku nya dan keluar kelas dengan cepat. Dan berniat untuk mencari Rio lagi. Sambil berjalan,dia berpikir dimana Rio sekarang. Tiba-tiba muncul lampu di kepalanya *trinngg (?)*

“lapangan basket indoor!”seru nya pelan. senyum nya mengembang,berharap kali ini dugaan nya tepat. Ify berlari menuju tempat yang tadi diserukan nya.

***
Tahukah kamu? Perhatianku untukmu selalu muncul dengan tersirat, tanpa aku sadari.
***

Ify membuka pintu lapangan basket indoor itu, lalu melangkah masuk pelan-pelan. Mata nya berputar memandang sekeliling ruangan itu, hingga berhenti pada satu titik. Ify menghela nafas nya,dia berjalan menuju kea rah seseorang yang telah berhasil ditemukan nya.

“kalo mau bolos,gak usah sekolah sekalian.”kata Ify menyindir Rio yang kini tengah memain-mainkan bole basket yang ada di tangan nya. Rio tidak menjawab,kali ini Ify mau berusaha agar emosi nya tidak terpancing lagi dan menimbulkan pertengkaran untuk yang kedua kali nya. Ify pun duduk di kursi penonton,tepatnya di sebelah Rio. Ify melepas tas gendong nya,memangku nya untuk ia jadikan sandaran tangan nya.

“ngapain lo kesini?”tanya Rio dingin.

“suka suka gue dong..tempat ini bukan punya lo.”jawab Ify sekena nya.

“whatever.”balas Rio kesal yang kemudian melempar bola nya dengan asal. Kembali suasana menjadi hening. Apalagi di ruangan seluas ini tidak ada siapapun kecuali Rio dan Ify. merasa bosan,Ify pun mengeluarkan sebuah buku kecil dan pensil nya dari dalam tas. Dan dia pun mulai asik dengan kegiatan nya,mencoret-coret sesuatu. Merasa penasaran dengan apa yang dilakukan Ify,Rio pun melirik Ify dengan ujung mata nya.

“ngapain lo lirik-lirik gue?”tanya Ify sebal.

“suka-suka gue lah..”balas Rio tak mau kalah. “lagi buat apa sih lo?”tanya Rio penasaran sambil berusaha melihat apa yang ditulis Ify.

“eitss, ini rahasia!”Ify menjauhkan buku nya dari pandangan Rio. Rio memutar bola mata nya kesal.

“dasar pelit!” sungut Rio. ify menautkan alis nya.

“Bukan nya elo ya yang pelit sama gue?”tanya Ify. Rio menoleh ke Ify yang juga sedang menatap nya.

“maksud lo?”tanya Rio tak mengerti.

“lo pelit. Pelit sama cerita hidup lo. Seharusnya lo cerita,ya minimal sama gue. Supaya gak ada lagi pertengkaran kayak tadi. Gue tau kok,lo marah gara-gara gue bawa orang tua lo.” Ify langsung menutup mulut nya. “maaf,gue keceplosan.”sesal Ify kemudian. Disamping nya,Rio tersenyum. Tipis. Sangat tipis. Bahkan Ify pun belum mampu melihat senyuman itu.

“lo lagi ada masalah ya sama orang tua lo?”Ify menutup mulut nya lagi.

‘hadehh Ify,kenapa keceplosan lagi sih? Kalo dia tambah marah gimana?’ batin Ify. dia memukul-mukul pelan kepala nya sambil bersungut-sungut pelan. Rio yang melihat nya menjadi geli sendiri.

“eh eh,sorry deh. Gue keceplosan lagi..”sesal Ify. Rio melirik Ify,hanya beberapa detik. Setelah itu dia kembali memainkan bola basket nya. ify hanya menghela nafas nya. membiarkan Rio yang asik sendiri dengan bola di tangan nya. Ify menopang dagu,tanpa ingin mengganggu Rio. Dia hanya diam memperhatikan lekuk wajah tampan Rio. Ada hal yang Rio pendam. Ify bisa melihat itu dari sorot mata nya. Tajam,berdebu,namun menyimpan kelembutan dibalik sifat nya yang selalu cuek dan dingin terhadap orang-orang di sekitarnya.

“Fy.”panggil Rio pelan. kini ia tengah memeluk bola basket nya. Ify menengok lalu menatap Rio seakan bertanya –ada apa?-

“lo kenapa nyariin gue?”tanya Rio,sedikit ragu. Ify menelan ludah nya,lalu berpikir keras mencari jawaban. Iya sih,kenapa gue nyariin dia ya?pikir Ify bingung. Rio memandang Ify aneh,ditanya kok malah bengong?

“Ify, Fy,”Rio mengagetkan Ify,membuat gadis ini gegalapan.

“ehh,err, guee..emm, kenapa gue nyariin elo yaa?”Ify malah balik bertanya dengan polosnya. Rio menepuk jidat. Ify nyengir. Kedua nya kembali diam. Ify sesekali melirik Rio yang masih tenang. Seperti sedang memikirkan sesuatu. entah apa.

“hidup itu sulit ya Fy.”ujar Rio tiba-tiba. Ify melirik nya lagi,menunggu Rio melanjutkan. “kadang kita harus lakuin hal yang kita benci. Gue kadang ngerasa capek,capek sama hidup gue yang gini-gini aja. Berusaha untuk terlihat angkuh,bahkan orang lain mungkin ngira gue adalah orang yang bahagia. Dengan harta berlimpah,lo juga bilang gitu kan Fy? Lo bbilang gue manja, bisa ngedapetin apa aja yang gue mau..tapi…”Rio menghembuskan nafasnya,seperti tercekat di tenggorokan. Ify malah menatap bingung pemuda ini. ini cowok kenapa sih? Aneh deh. Tadi pagi ngajak gue berantem,sekarang malah curhat sama gue! Batin Ify.

“Fy, apa lo nganggep gue musuh?”tanya Rio serius. Dia memandang kedua mata Ify lekat. Membuat detakan jantung Ify berpacu lebih cepat. Lidah nya kelu. Susah sekali saat dia ingin mengeluarkan kalimat nya. Ify sendiri bingung. Ada apa dengan dia? Padahal dia dan Rio telah lama kenal. Bahkan dia merasa kalau Rio adalah rival nya. sering dia rebut gara-gara masalah sepele dengan pemuda ini. Hanya ada perasaan marah dan kesal saat berhadapan dengan Rio. tapi kali ini berbeda. Ify merasakan suatu hal yang belum pernah ia alami sebelum nya. Abstrak.

“gue.. emm,”Ify berusaha menjawab. Rio masih betah memperhatikan nya. “gue gak nganggep elo musuh kok.”jawab Ify kemudian,lalu menghela nafas lega. Rio berdehem pelan,lalu sedikit menjauhkan wajahnya dari Ify. Sadar,kalau jaraknya kini kian mendekat.

“gue kira..”

“apa?”potong Ify.

“gue kira lo anggep gue musuh. Secara,hampir tiap hari kita berantem.”

“kalo gue anggep elo musuh,gue gak bakal nyari elo kesini kali!” cibir Ify. Rio terkekeh pelan.

“eh Fy, sorry ya..tadi pagi gue udah nyari masalah aja sama elo.”ujar Rio lembut. lagi-lagi..Rio membuat detakan jantung Ify berpacu lebih cepat. My God, kenapa gue baru sadar kalau Rio punya suara selembut ini? batin Ify.

“ck, dasar aneh.”ujar Rio pelan. “lo perasaan bengong terus,kenapa sih Fy?”tanya Rio heran. Ify menggeleng sembari tersenyum tipis.

***
Karena kamu yang sebenarnya membuat hatiku berdesir. Membuat aliran darahku mengalir cepat. Sekali lagi, aku memikirkan mu dengan tersirat. Tanpa kamu sadari,dan tanpa aku ketahui.
***


Salam kece,

@ahmi_242424



 Dan Bintang Pun Bersinar..

***
Ketika kamu percaya bahwa cinta dapat merubah pahit menjadi manis, debu beralih emas, keruh menjadi bening, sakit menjadi sembuh, penjara menjadi telaga, derta jadi nikmat, dan kemarahan menjadi nikmat, kamu akan tau cinta itu akan menggambarkan “sketsa” yang nanti nya akan menjadi lukisan warna-warni dalam hidup mu. Dengan bertahap,warna itu akan terus berubah bahkan bertambah. Gelap menjadi terang, terang menjadi gelap,atau pun tetap di warna abu-abu.
***

Gadis manis ini setia melantunkan suara indahnya ke setiap tempat-tempat yang ia datangi. Tanpa rasa malu atau pun gengsi,dia melangkahkan kaki nya dari satu toko ke toko yang lain. Saat lampu merah menyala,dengan riang dia menghampiri mobil-mobil yang sedang menunggu lampu hijau kembali menyala. Dengan senyuman yang tak pernah lepas dari bibir nya,dia menghibur orang yang berada di dalam mobil. Dandan nya sederhana, tubuh nya hanya di balut oleh kaos dan celana pendek selutut. Tak lupa dia memakai topi nya seperti biasa. Rambut nya ia ikat kuda. Hanya satu kegiatan nya saat ini. Mengamen.

***

Dia memukul stir mobil nya pelan. Menggerutu pelan akan hal yang selalu di alami nya setelah bertahun-tahun hidup di kota Bandung. Kota kembang ini sangat berbeda dari tahun ke tahun. Semakin mengenal kemacetan,dan kesesakan. Membuat pemuda yang ada di dalam mobil jazz nya ini semakin kesal. Dia lalu bersandar pada sandaran kursi kemudi nya. menutup mata nya sesaat.

“lagi,dan akhir nya ku sendiri lagi. Karena kekasih ku yang pergi. Meninggalkan sejuta kerinduan yang masih terpendam perih.”

 Hingga akhir nya terdengar seseorang menyanyi dari luar kaca mobil nya. Tepat nya suara seorang gadis. Pemuda ini menajamkan pendengaran nya. suara yang indah,tapi dia serasa mengenal suara itu. Rio memperhatikan gadis itu dari dalam mobil nya, dia pun membuka sedikit kaca mobil nya.

Kedua nya langsung membeku. Baik sang pemuda maupun sang gadis pengamen tadi tak ada yang berbicara.

“loe?”si pemuda tadi menunjuk gadis yang tengah menatapnya kaget. Gadis itu seketika tersadar. Hingga akhir nya dia cepat-cepat lari ke pinggir jalan karena lampu hijau sudah menyala menandakan mobil-mobil tadi akan segera melesat.

Gadis itu pun duduk di pinggiran trotoar dan membuka topi nya.

“shit! Kenapa gue bisa ketemu sama dia sih?!”geram nya.

Senin, 12 Maret 2012




Bagaikan tetesan ,hujan di batas kemarau
Berikan kesejukan,yang lama tak kunjung datang
Menghapus,dahaga jiwaku akan cinta sejati
***

Untuk kesekian kali gadis cantik bernama Ify ini kembali menempelkan ponsel di telinganya. Sang operator kembali berbicara sama seperti sebelum nya. nomor yang anda tuju sedang tidak aktif. Ify kembali mendengus kesal. Dia menaruh ponsel nya di dalam tas. Kembali ia menopang dagu tirus nya dengan kedua tangan nya di atas meja.

“kemana sih? Dari kemaren gue hubungin gak pernah aktif!” gerutu nya sebal. Tiba-tiba dia terkesiap ketika ada yang menepuk pelan pundak nya. ternyata Sivia,sahabatnya.

“kenapa Fy? Muka kok ditekuk gitu.”tanya Via. Ify hanya memutar bola matanya. Kekesalan nya belum hilang.  Lalu menggeleng pelan membuat Sivia menautkan alis nya. aneh,bingung.

“lah? Jawab yang bener kek..”kali ini Sivia yang menggerutu. Ify melirik Sivia yang kini sedang membuka kotak bekal nya. dan mencomot satu pisang goreng yang ada di dalam nya.

“udah kuliah masih aja bawa pisang goreng.”kata Ify lalu tertawa kecil. Sivia menoleh dengan mulut yang masih penuh dengan pisang goreng kunyahan nya. dengan cepat Sivia lalu menelan nya.

“biarin dong Fy. Gak dosa ini kok,lagian sekalian hemat!” jawab Sivia. Ify hanya tersenyum kecil. Ponsel Sivia bordering,seketika ia menghentikan sejenak kegiatan nya memakan pisang goreng, lalu mengangkat telfon nya.

“iya hallo. Oh,iya iya. nanti ketemu di parkiran aja ya! Bye.” Setelah selesai berbincang dan menutup telfon nya, Sivia menyimpan kembali ponsel nya ke dalam tas.

“siapa Vi?”tanya Ify.

“Gabriel..”Sivia tersenyum malu-malu. Memang,Gabriel adalah pacar nya yang baru resmi seminggu yang lalu. Ify malah menghembuskan nya pelan.

“lah?kenapa Fy? Kok muka nya ditekuk lagi?”Sivia heran.

“Gabriel perhatian banget ya sama loe.”kata Ify pelan.

“bukan nya Rio juga gitu ya Fy?”Sivia bertambah heran. ify hanya mengangkat bahu nya. acuh tak acuh.

“dia ngilang.”desah Ify. “udah beberapa hari ini dia gak ada kabar,nomor nya gak aktif. Tiap gue dateng ke rumah nya pasti dia lagi gak ada.”lanjut Ify. sivia merangkul nya.

“mungkin dia sibuk Fy..ngertiin dia yah.” Ujar Sivia.

“gue sama dia udah pacaran sejak SMA Vi. Gue tau Rio orang nya sibuk,dia ikut OSIS,basket,lomba music,olimpiade. Gue selalu ngertiin dia Vi. Dia gak pernah punya waktu buat gue, tapi gue gak pernah marah sama dia. Meskipun gitu,dia selalu sms gue. Sekedar buat nyuruh gue makan. Tapi kali ini beda Vi, sampe gak aktif segala. Kalo dia sibuk,kenapa dia gak bilang sama gue Vi?” nada Ify meninggi. Terlihat sekali kalau dia benar-benar kesal terhadap Rio untuk kali ini.

“Fy,mungkin aja kan dia punya urusan pribadi yang gak bisa dikasih tau sama loe? Oke,mungkin gue emang Cuma bisa bilang sabar sama loe. Tapi loe inget Fy,Rio sayang banget sama loe. Percaya sama dia ya. Gak mungkin Rio macem-macem di belakang loe.”

“iya! gue ngerti Vi,gue ngerti ! tapi seenggak nya dia ngasih kabar sama gue! Jangan buat gue khawatir gini. Gue kangen sama dia,Vi..”lirih Ify yang kemudian menangis. Sivia memeluk nya.

***
Betapa,sempurna. Dirimu di mata hatiku.
Tak pernah kurasakan,damai sedamai bersamamu..
***

Ify berjalan pelan di sepanjang koridor kampus nya. Dengan dandanan dan pakaian yang tidak mewah namun tetap modis, membuat dia semakin terlihat cantik. Lelaki di sepanjang koridor terus menatap lekat setiap langkah nya sambil tersenyum pada Ify. Ify membalas senyuman mereka dengan ramah. Rambut panjang nya bergoyang tertiup angin. Sambil memeluk novel nya,dia terus berjalan menuju ke kelas lelaki yang beberapa hari ini selalu ia cari. Ketika tepat sampai di depan kelas,langkah Ify terhenti seketika. Nafas nya tercekat. Dada nya sesak. Ify menutup mulut nya. mata nya memanas seiring dengan keluar nya tetesan-tetesan air bening dari kedua sudut mata nya.

“Rio..”lirih nya pelan. bahkan terdengar seperti sebuah bisikan. Bisikan kesedihan dan kekecewaan yang terpancar dari gadis cantik ini.

Ify kecewa,kecewa pada lelaki yang kini tengah ia perhatikan dari ambang pintu kelas nya yang kosong. Hanya ada lelaki itu dengan seorang gadis yang sama sekali tidak Ify kenal. Mereka tidak menyadari kehadiran Ify. hingga mereka terus saja bercanda di dalam tanpa memperdulikan tangisan kekecewaan seorang gadis yang kini tengah menatap mereka.

“haha,kamu pinter ngelawak ya! Udahan ah Rio,cape dari tadi ketawa terus.”keluh gadis yang sedang bersama Rio. Dia merapihkan rambut nya dengan jari-jari tangan nya.

“haha,iyadeh. Udah,rambut nya gak usah dirapihin, kamu gitu aja udah cantik kok.”ujar Rio yang membuat gadis itu tersipu. Dia menunduk sambil tersenyum sendiri karena Rio menyebut dirinya cantik. Rio lalu mengangkat wajah gadis itu dan menatap nya lekat. Kemudian Rio mendekat kan wajah nya,gadis itu menutup kedua mata nya. ify yang masih berada di ambang pintu langsung berlari,tidak sanggup bila harus melihat adegan selanjut nya yang mungkin bisa semakin membuat nafas nya tercekat. Air mata nya semakin deras. Ify berlari ke parkiran,dia lalu masuk ke dalam mobil nya. detik itu juga dia langsung melesat meninggalkan kampus nya. sambil terus berusaha menghentikan tangisan nya,Ify membawa mobil nya dengan kecepatan penuh. Setelah berada di jalanan yang sepi,Ify pun menepikan mobil nya.

“gue salah apa sama loe..”tangis Ify seketika pecah lagi. Dia memukul stir mobil nya.

“GUE BENCI RIO !”teriak Ify. berharap agar beban nya sedikit keluar. Bagaimana Ify tidak kecewa? Dia setiap hari selalu mencoba menghubungi Rio,sekedar untuk memastikan kalau Rio baik-baik saja. Pasalnya,sudah beberapa hari ini juga Rio tidak pernah kuliah. Hingga tadi ada yang memberitahu Ify kalau Rio masuk,dengan bahagia nya Ify melangkahkan kaki untuk mencari Rio. tapi apa yang ia lihat, Rio malah sedang bercanda dengan seorang gadis tanpa peduli pada dia yang selama ini menghawatirkan nya.

***

Dengan langkah gontai,Ify memasuki kamar nya yang berada di lantai dua. Dia lalu menyimpan tas selempang nya dan berjalan kea rah balkon. Ify menutup mata nya sambil merasakan hembusan angin malam yang ia harap bisa sedikit menenangkan nya. tapi justru dugaan nya salah,itu malah membuat nya kembali terbayang dengan apa yang dia lihat tadi siang. Pembicaraan Rio dengan gadis itu,hingga adegan yang tidak sanggup lagi Ify bayangkan. Cairan hangat itu kembali membentuk aliran kecil di pipi putih nya. ify menangis tanpa suara.

“apa kita berakhir sampai disini aja,Rio?”tanya Ify. Tapi percuma saja,kini Rio tak ada disamping nya. kini hanya dirinya sendiri. Sepi. Dan hanya ditemani angin malam,bintang-bintang,bersama suara binatang-binatang malam yang sama sekali tidak dapat menghiburnya.

***
tak ada,yang bisa..
yang mungkin kan mengganti,tempat mu..
***

Esok nya,saat sore hari Ify menyempatkan diri untuk pergi jalan-jalan ke mall sekedar untuk menghibur hati nya. Dia pergi ke toko buku. Saat sedang memilih buku yang akan ia beli,sekilas ia melihat Rio. masih dengan gadis tempo hari. Ify menyepitkan mata nya.tepat sekali! Mereka berdua kini tengah berjalan ke toko buku dimana Ify berada. Dengan terburu-buru,Ify lalu menyimpan buku yang sedari ia pegang lalu berlari kecil meninggalkan toko tersebut. Sayang nya,di pintu masuk dia berpapasan dengan Rio. dengan sigap Rio menahan pergelangan tangan Ify.

“mau kemana?”tanya Rio. sedangkan gadis yang ada disampingnya hanya tersenyum simpul.

“lepasin. Gue mau pulang!”Ify mencoba menepis tangan Rio,tapi tidak berhasil. Karena cekalan Rio terlalu kuat.

“gak kangen nih?”tanya Rio dengan nada yang sangat terdengar santai. Membuat Ify spontan melirik nya dengan tatapan kesal dan marah. Lagi lagi,gadis yang berdiri disamping Rio hanya tertawa kecil melihat adegan pasangan yang ada didepan nya ini.

“apa loe bilang? Kangen? Ogah! Urusin tuh cewe baru loe!”kata Ify dengan judes nya yang membuat Rio geleng-geleng sambil tertawa kecil. Ify masih berusaha melepaskan tangan nya,tetap saja susah. Rio menghembuskan nafas nya lalu menarik Ify keluar dari area itu. Meninggalkan seorang gadis yang semakin heran melihat kelakuan Rio terhadap Ify. dia tersenyum,lalu menyusul Rio dan Ify yang sudah mendahului nya.

“lepasin gue!”teriak Ify saat sampai di parkiran. Rio tetap tidak mengabulkan permintaan Ify. dia menarik Ify dan memaksa Ify agar masuk ke dalam mobil nya. Rio menyalakan mobil lalu melesat menuju ke suatu tempat.

“gue mau dibawa kemana?”tanya Ify sambil mengusap-ngusap pergelangan tangan yang memerah akibat cekalan Rio.

“diem aja.”jawab Rio pendek yang membuat Ify semakin penasaran. Ify mendengus kesal. Ia semakin marah pada orang yang ada disamping nya kini.

“gak ngerti apa kalo gue lagi marah sama dia?malah santai-santai gitu! Udah selingkuh masih tetep aja berani sama gue?gak nyadar ya dia?dasar cowok gak peka! Gue putusin juga kalo gini!” sungut Ify sambil menatap tajam Rio dari samping. Dia lalu memalingkan wajah nya dan menatap ke depan masih dengan rasa marah nya yang belum mereda.

Ternyata Rio membawa Ify ke kampus. Setelah memarkirkan mobil nya,Rio lalu mengajak Ify turun.

“kenapa kita kesini?”kata Ify heran. tanpa mengubris pertanyaan Ify,Rio segera menuntun dan menggenggam tangan Ify untuk mengikuti langkah nya. ify tidak berontak. Walaupun masih marah dengan pemuda yang ada di depan nya,entah kenapa genggaman tangan nya selalu bisa membuat Ify tenang. Dengan langkah yang sedikit cepat,mereka berdua menaiki tangga hingga akhir nya sampai di tempat yang paling atas gedung kampus mereka.

“ngapain ngajak gue kesini?”tanya Ify ketus,dia melipat tangan nya didepan dada.

“gue mau ngomong hal penting sama loe.”Rio memasukan kedua tangan kedalam saku celana nya. kedua nya berdiri berdampingan,menghadap ke arah bintang-bintang yang berkerlip-kerlip. Angin berhembus lumayan kencang,membuat Ify merasa sedikit kedinginan. Melihat Ify seperti itu,Rio membuka jaket nya lalu memasangkan di bahu Ify. reflex Ify menoleh kea rah nya. dan menatap nya aneh.

“makasih.”ujar Ify pelan. rio mengangguk tanpa mengalihkan pandangan nya. rambut mereka berkibaran terkena hembusan angin.

“kenapa sekarang jadi gue-elo ngomong nya?biasa nya juga aku-kamu..”ujar Rio. ify diam tidak menjawab.
 Suasana hening. Ify kembali menatap Rio dari samping. Memperhatikan lekukan wajah nya yang selalu terlihat tampan dilihat dari sudut manapun.

“Fy..”panggil Rio,dia menoleh kea rah Ify. cepat-cepat Ify kembali melihat ke depan.

“ya?”jawab Ify bersikap seperti biasa.

“gak kangen sama aku?”tanya Rio. ify menelan ludah nya. dia menunduk.

“aku..kecewa sama kamu,Rio.”jawab Ify pelan. rio tersenyum lalu memegang kedua bahu Ify agar mereka berhadapan.

“kenapa kecewa sama aku?”tanya Rio lembut. dia menatap lekat kedua bola mata bening milik Ify. ify memalingkan wajah nya.

“kamu masih nanya?seharus nya kamu sadar Yo! Berani banget kamu main belakang! Aku tuh sakit hati Rio! kenapa sih kamu gak pernah ngerti?”teriak Ify kesal. Dia menangis lagi karena Rio memberikan respon yang sangat santai seakan-akan dia tidak bersalah.

“maksud kamu, aku selingkuh?”tanya Rio –lagi-. Ify mengangguk sambil menghapus air mata nya.

“kamu salah paham sayang..”Rio mengusap kepala Ify lembut. ify menepis nya kasar.

“bulshit! Terus kenapa kamu sama cewek itu..”

“ciuman?”Ify memotong pembicaraan Ify. “kamu ngira aku ciuman sama cewek itu?”lanjut Rio. lagi-lagi Ify mengangguk. Rio malah tertawa. Ify membulatkan mata nya.

“kok kamu ketawa sih? Emang ada yang lucu? Ha?”bentak Ify.

“ada! Lucu banget malah! Haha.”Rio terus tertawa. Ify mengerucutkan bibir nya.

“udah ah! Aku mau pulang!”Ify hendak beranjak dari situ. Tapi Rio kembali menahan nya.

“aku gak pernah ciuman sama dia. Bahkan aku belum pernah ciuman sama siapapun.”jelas Rio yang membuat Ify kembali menatap nya.

“aku juga gak pernah selingkuh, karena kamu satu-satu nya gadis yang mengisi relung hatiku..Alyssa,”ujar Rio lembut,dia menunjuk ke suatu arah. Pandangan Ify mengikuti arah telunjuk Rio. kembali Ify menutup mulut nya. kaget bercampur haru dia rasakan. Ternyata di belakang nya ada banyak lampu yang berkerlap-kerlip dan membentuk satu kalimat sakral dari Rio untuk nya. I Love You.

Ify kembali mengalihkan pandangan pada Rio yang tengah tersenyum manis pada nya.

“itu..buat aku?”tanya Ify yang masih terkesima. Rio mengangguk. Dia lalu berlutut di hadapan Ify,dan mengeluarkan sebuah kotak yang berisi sebuah cincin. Ify kembali menutup mulut nya. kaget.

“mau kah kamu menjadi wanita terakhir dalam hidup ku,Alyssa?” yap! Dengan kata lain kini Rio tengah melamar Ify! ify belum bisa menjawab nya. hati dan pikiran nya masih di penuhi dengan pertanyaan-pertanyaan yang harus di jwab oleh Rio sekarang juga untuk meyakinkan hati nya bahwa memang hanya ada dirinya di dalam relung hati Rio.

“aku..masih belum yakin..”kata Ify pelan.

“jawab dulu tawaran aku,setelah itu aku jelasin semua nya..”ujar Rio yang masih berlutut di depan nya. ify menghembuskan nafas nya perlahan.

“iya..aku mau..”jawab Ify yakin. Rio tersenyum senang lalu menyematkan cincin itu di jari manis Ify. dia lalu berdiri dan mengenggam tangan Ify.

“terus,cewek itu siapa ?”tanya Ify. rio mengacak pelan puncak kepala Ify.

“dia itu sepupu aku,nama nya Shilla. Oke ,aku jelasin deh. Aku sebenernya sengaja gak ngasih kabar sama kamu biar aku tau seberapa khawatir nya kamu sama aku. Trus aku deket sama Shilla juga sengaja karena aku pengen liat kamu cemburu.”ujar Rio yang sukses mendapat pukulan dari Ify.

“dasar penipu! Untung aja aku belum minta putus sama kamu!”sungut Ify.

“haha,emang kalo putus kamu bisa gitu hidup tanpa aku?”

“yee, dasar! Ya bisa lah! Emang kamu siapa?Cuma pacar aku doing tuh!”

“yakin nih Cuma pacar? Trus cincin itu artinya apa hayo??”Rio semakin gencar menggoda Ify.

“lagian kamu belum minta restu sama orang tua aku! Jadi belum resmi!” balas Ify.

“alah..mama papa kamu pasti setuju kok!”

“idihh,pede banget sih!”

“biarin! Haha”Rio tertawa. “Fy..”panggil Rio tiba-tiba. Ify menoleh.

“aku sayang kamu..”bisik Rio. dia mendekatkan wajah nya ke wajah Ify. ify menutup kedua mata nya. rio semakin mendekatkan wajah nya,hingga kini jarak mereka terhapuskan..

***
Kau membuat ku m’rasa hebat,karena..
Ketulusan cintamu, ku merasa teristimewa
Hanya karena, karena cinta..
Kau beri padaku sepenuh nya..
Buat ku slalu merasa,berarti..
***


Cheers,

@ahmi_242424

 Bebaskan dirimu…
Biarkan hatimu kembali melebarkan sayapnya
dan terbang ke alam bebas lagi..
***

Ify mempercepat langkah nya,sambil sesekali menengok ke belakang dengan tergesa. Pemuda bernama Rio itu masih terus saja berusaha mengejar nya. Memanggil namanya,membuat mereka seketika menjadi sorot perhatian setiap orang yang ada di koridor jajaran kelas 11 dan 12. Tak peduli dengan tatapan heran semua orang terhadapnya,Ify masih saja tak ingin menghentikan langkah nya walau sebentar. Sambil mencengkram kuat tali tas selempangnya,Ify berusaha mengatur nafas untuk menenangkan hati nya.

“Ify!”teriak Rio. Sekejap Ify menoleh tanpa berhenti melangkah menjauhi Rio yang ada di belakangnya. Rio berdecak kesal karena Ify menghiraukan nya. Akhir nya dia berlari kea rah Ify yang sudah hampir sampai ke parkiran sekolah.

“gue bilang berhenti Fy!”teriak Rio. Lagi-lagi Ify mengacuhkan nya. Tapi tiba-tiba langkah nya terhenti, satu tangan kokoh telah berhasil mencengram pergelangan tangan nya. Mau tak mau,Ify berbalik dan kembali harus bertatapan dengan Rio. Pemuda yang –menurut Ify- selalu memberikan sorotan ketajaman saat mata mereka bertemu.

“lepasin! Gue mau pulang!”Ify berusaha menepis cekalan Rio. Tentu saja tak semudah yang ia bayangkan,karena Rio benar-benar menguncinya. Tanpa memperdulikan gadis di depan nya yang mengaduh karena kesakitan akibat cekalan nya yang terlalu kuat.

“lo tuh selalu kasar sama cewek! Gue bilang lepasin! Tangan gue sakit Mario! Apa lo gak bisa lembut sama cewek?!”bentak Ify tajam. Mendengar itu,Rio sedikit melonggarkan cekalan nya. Sekali lagi,hanya sedikit!

“kenapa lo selalu menghindar dari gue Fy?”tanya Rio. Ify mendengus sebal,memalingkan wajah nya.

“seharusnya gue yang nanya,kenapa lo masih terus aja ngejar-ngejar gue?”tanya Ify cukup keras. Rio melepaskan cekalan nya dan memegang kedua bahu Ify. sorot matanya yang tajam kini melembut dan sukses membuat Ify diam,membalas tatapan matanya.

“apa gak ada kesempatan buat gue,Fy?”pinta Rio. Ify kembali memalingkan wajahnya. Pertahanan nya akan roboh kalau terus-menerus menatap sepasang mata milik Rio,apalagi nada bicara Rio kini terdengar memelas. Ify mendengus pelan.

“lepasin,gue mau pulang.”Ify melepaskan kedua tangan Rio yang masih menempel di bahunya. Dia berbalik dan siap untuk berjalan menuju gerbang dimana sang kakak telah menunggunya.

“Fy!”tahan Rio –lagi- . Ify menutup matanya sekejap,lalu kembali berbalik dengan malas.

“apalagi sih?” tanya Ify kesal. Rio mengambil nafas dan menghembuskan nya. Ify terlihat kesal sembari melipat tangan nya di depan dada. Masih menunggu Rio untuk kembali berbicara.

“apa lo gak bisa ngasih kesempatan buat gue buat sekali aja?”ujar Rio,berharap. Ify memutar bola mata nya.

“pertanyaan lo selalu sama. Jangan bahas ini lagi Yo! Gue capek !”Ify pun berlari menuju ke mobil nya meninggalkan Rio yang terus saja menatapnya. Hingga akhirnya Ify hilang dari pandangan nya, Rio pun menghela nafasnya berat. Meninggalkan tanda tanya pada siswa lain yang melihat hal ini.

***
Kalau aku hanya bisa menjadi temanmu
Kalau hanya itu tempat untukku dihatimu
Kan kuterima itu dengan bangga
Kubuktikan diriku yang terbaik untuk menjalaninya
***

BRAK

Ify menutup pintu mobil dengan cukup keras. Membuat Febby,kakaknya menatap dia dengan heran. Mobil pun melaju dengan teratur. Sesekali Febby melirik adik nya yang sedari tadi betah mengatupkan bibirnya.

“lo kenapa sih Fy?”tanya Febby heran.

“gue gak apa-apa.”jawab Ify tanpa mengalihkan pandangan nya dari deretan pohon yang ada di pinggir jalan. Febby tak yakin dengan jawaban Ify. Dia pun menepikan mobil nya.

“kenapa berhenti?”ujar Ify heran. Febby menatapnya penuh tanya,membuat Ify sedikit jengah.

“gue gak yakin lo baik-baik aja.”ujar Febby. Ify menggigit bibir bawahnya,dia menutup matanya.

“Rio?”tanya Febby –lagi-. Sepertinya Febby mengerti apa yang membuat Ify menjadi seperti ini. Ify menengadahkan kepalanya. Mencoba menahan buliran bening yang sedari tadi mengumpul di pelupuk matanya agar tak jatuh.

“tetap dengan pertanyaan yang sama.”suara Ify terdengar sedikit bergetar saat mengucapkan itu. febby kian mengerti.

“kita terusin di rumah aja ya kak? Gue beneran capek.”pinta Ify. Tanpa menjawab permintaan Ify,Febby pun kembali melajukan mobilnya menuju ke rumah agar adik nya ini bisa segera istirahat.

***

Rio menjatuhkan dirinya kekasur. Dia menatap ke sekeliling kamarnya yang bernuansa hijau lembut. Angan nya beterbangan pada apa yang sedang dipikirkan nya sekarang. Tapi semangat itu masih ada, harapan itu masih ada. Tentu di lengkapi dengan beribu bahkan berjuta pertanyaan yang selalu saja hinggap setiap hari melalui otaknya. Percakapan nya dengan Ify hari ini masih lekat ,menempel dalam memorinya. Bahkan wajah kesal gadis itu masih saja terbayangkan. Membuat Rio sedikit menarik bibirnya ke atas,menyunggingkan sebuah senyuman. Entah untuk siapa. Tapi seketika senyuman nya kembali memudar mengingat apa saja jawaban yang Ify lontarkan terhadap pertanyaan nya. Masih sama. Selalu,dan selalu seperti itu.

“gue harus ngapain lagi biar lo luluh,Fy?”tanya Rio. Percuma saja,tidak ada yang akan menjawab pertanyaan nya. Dia lalu bangun,lalu berdiri mengambil sebuah pigura kecil yang berisikan foto gadis yang ia kagumi dan –mungkin- ia sayangi. Dia memandang foto itu dengan lembut. Tanpa senyuman,namun menyiratkan sebuah makna yang dalam.

“yeah. Gue Cuma bisa berusaha,dan nunggu. Kapan saat itu datang.”gumam Rio yang masih ‘betah’ memandang wajah Ify –tepatnya foto Ify- yang dia simpan semenjak dia menyukai Ify. Dulu,sebelum Ify seperti sekarang. Yang selalu menghindar dan berusaha menjauh dari nya.

“Yo?”suara itu mengagetkan Rio,dengan spontan dia pun menyembunyikan foto Ify. Kepala Gabriel –kakak dari Rio- menyembul dari balik pintu kamar.

“ada apa?”ujar Rio. tanpa menjawab,Gabriel masuk dengan santai ke kamar Rio.

“kayak nya lo lagi galau deh.”ujar Gabriel sambil mengusap-ngusap dagu nya dengan telunjuk. Rio menaikkan sebelah alisnya.

“so tau!” cibir Rio. Gabriel terkikik.

“masa? Terus kenapa dari tadi lo ngelamun? Mandangin foto pujaan hati lo? Bicara sendiri seakan-akan orang itu denger apa yang lo bicarain ?”tanya Gabriel santai. Rio melotot.

“lo sejak kapan ada di depan kamar gue?!”teriak Rio syok -_-. Gabriel menutup telinganya.

“santai dikit bisa kali ya? Lama-lama gue tuli kalo ngomong sama lo!”geram Gabriel. Rio nyengir,kemudian tersadar lagi.

“eh,sejak kapan lo ada di depan kamar gue?”tanya Rio lebih pelan. tapi matanya mendelik hebat membuat Gabriel menggidikan bahunya. Serem.

“sejak lo masuk kamar.”jawab Gabriel,lalu memamerkan cengiran khasnya. Detik itu juga Rio menjitak Gabriel -_-

“berarti lo liat semua yang gue lakuin dong?!”tanya Rio sebal. Gabriel mengangguk dengan polos dan tampan *abaikan*. Gabriel merangkul Rio.

“woi my brader! Gue tuh sodara lo,inget ye! Kenapa lo gak pernah mau sih cerita sama gue? Mungkin aja gue bisa ngasih nasehat atau saran buat lo. Jangan di pendem sendiri aja,ntar bisulan.”ujar Gabriel. Rio mendengus keras.

“gue gak mau bisulan.”gumam Rio.

“makanya lo cerita sama gue ya?”Gabriel menaik turunkan alisnya. Rio sesaat menoleh ke arahnya. Dengan awalan hembusan nafas, dia pun mulai menceritakan semuanya pada Gabriel. Dengan sabar Gabriel pun mendengarkan nya. mendengarkan keluh kesah Rio. rasa lelah Rio, dan saat Rio bilang kalau dia bingung harus melakukan apa lagi. Sekali-kali Gabriel mengangguk-nganggukan kepala nya tanda bahwa dia mengerti. Hingga sesekali juga,Gabriel mendengarkan Rio sambil memakan cemilan yang ia bawa dari dapur sebelum pergi ke kamar Rio. lama-kelamaan,tanpa Rio sadari kini Gabriel sudah tergeletak di kasurnya sambil membaca komik.

“…gitu yel.” Ujar Rio setelah selesai bercerita. Dia menoleh ke samping, seketika melongo, Gabriel menghilang. Karena sedari tadi dia duduk di pinggiran kasur, dia pun menoleh ke belakang. Dan benar saja,Gabriel sedang asik sendiri dengan komik yang ada di tangan nya. Rio mendengus sebal,kali ini lebih keras.

“lo dengerin gue ngomong gak sih?”gerutu Rio. Gabriel lalu duduk dan meletakkan komik itu di samping nya. “katanya mau ngasih saran!”gerutu Rio –lagi-. Gabriel malah mengangguk-ngaggukan kepala nya. Rio membuang muka.

“gue dengerin kok. Dari awal sampe akhir. Gue berasa dibacain dongeng,Yo.”ujar Gabriel akhirnya. Rio mengernyit heran.

“lo sayang sama dia?”tanya Gabriel. Rio mengangguk.

“lo tau perasaan dia ke elo gimana?”tanya Gabriel lagi. Rio hanya mengangkat bahunya. Lalu menggeleng.

“lo tau alas an dia nolak elo?”ketiga kali nya gabriel bertanya. Dan Rio hanya menggeleng.

“gue selalu nanya alas an dia nolak gue,tapi ..ya gitu deh. Lo mungkin bisa nebak sendiri.”jelas Rio malas.

“coba deh lo tembak dia lagi.”saran Gabriel. Rio melengos.

“gue udah terlalu sering nembak dia,Yel..”keluh Rio. Kini gurat kecewa itu kembali muncul pada diri Rio. Gabriel bisa melihat rasa lelah adiknya ini. Kilatan mata yang menyimpan sejuta penantian untuk seorang gadis. Ya,gadis istimewa yang membuat dia pantang menyerah untuk bisa memiliki nya.

“emang lo nembak dia kayak gimana?”

“gue nembak dia pas pulang sekolah. Ya tapi,dia selalu ngehindar dari gue.”jawab Rio.

“ahelah Yo..bukan gitu cara nya kali !”Gabriel mengacak rambutnya prustasi. “coba lo nembak dengan cara istimewa,bikin surprise gitu misalnya. Jangan maen nyosor aja.”saran Gabriel. Rio terlihat berpikir.

“eh Yo, bisa aja si Ify itu suka sama lo. Cuma dia malu ngakuin.”lanjut Gabriel. Membuat harapan Rio semakin tinggi. Dia tersenyum pada Gabriel,lalu merangkulnya hangat.

“thanks brader. Nanti gue pikirin caranya.”ujar Rio.

***

“eh Fy! Tuh ada yang nyariin.”seru Sivia,teman sebangku Ify dari ambang pintu kelas. Ify mendongakkan kepalanya yang sedari tadi ia tenggelamkan dalam lipatan tangannya. Ify melengos. ‘pasti Rio’ pikir Ify. Dia lalu berjalan menghampiri Sivia yang masih saja berdiri di ambang pintu.

“heii Fy..”sapa orang itu. dan benar saja dugaan Ify,orang yang mencarinya itu Rio. Ify memutar bola matanya.

“mau ngapain?”tanya Ify judes. Sivia menatap Rio dan Ify bergantian. Merasa ada yang aneh,Ify pun memalingkan wajahnya menatap Sivia.

“dihh Via. Sana sana. Ini privacy.”usir Ify sambil mengibas-ngibaskan tangan nya. sivia nyengir,lalu pergi ke kantin dengan langkah santai.

“cieeee,Ify pacaran sama Rio!”seru Sivia cukup keras. Tentu saja Ify tidak bisa membalasnya karena Sivia sudah berlari menjauh darinya. Tatapan Ify beralih lagi pada Rio yang sedari tadi hanya diam.

“jadi,lo mau ngapain lagi?”tanya Ify untuk kedua kalinya. Rio menatap Ify lembut,untuk kesekian kalinya berhasil mengunci kedua bola mata bening Ify. Ify merasakan hatinya berdesir hebat. Tatapan mata itu seakan memiliki magnet yang menarik dirinya agar balas menatapnya.

“Fy.”Ify terkesiap,lalu memalingkan wajahnya. “gue Cuma mau ngajak lo ngobrol.”ujar Rio. berharap kali ini Ify tidak menolak. Ify menghembuskan nafasnya. Lalu mengangguk pelan.

“mau ngobrol dimana?”tanya Ify yang sukses membuat Rio membelalakkan matanya.

“lo serius mau ngobrol sama gue?”tanya Rio seakan tak percaya. Ify mengangguk disertai sebuah senyuman. Senyuman termanis yang pertama kali ia berikan untuk Rio. Tanpa bicara lagi,Rio segera menarik Ify ke tempat dimana mereka bisa berbincang dengan tenang.

***
akulah yang membisikkan dawai dawai cinta
laksana denting harpa dari surga
mengalun bersama simponi
merasuk ke dalam hati
kepada jiwa jiwa yg sepi
***

Dan disini lah mereka. Di sebuah danau belakang sekolah yang nyaman untuk dijadikan tempat menenangkan pikiran. Danau yang masih asri ini ditumbuhi oleh pohon-pohon besar di sekitarnya. Membuat siapa saja yang datang kesini bisa merasakan kesejukan saat menghirup udara bebas. Rio dan Ify. Dua insan ini juga tengah merasakan semilir angin sejuk di bawah pohon besar dekat danau. Kedua nya sama-sama bersandar pada pohon itu. Berdampingan. Berdua.

“lo gak apa-apa bolos pelajaran terakhir,Fy?”ujar Rio. Ify menggeleng.

“gak apa-apa. Asal jangan keseringan aja.”balas Ify. Rio terkikik pelan. Ify menoleh. “kenapa?”tanya nya.

“ngga, lucu aja gue ngajak elo bolos.”ucap Rio. Ify tersenyum kecil.

“kok lo mau ngobrol sama gue Fy? Biasanya lo selalu ngehindar dari gue.”tanya Rio heran. Ify menggidikkan bahunya.

“gak tau.”jawab Ify seadanya. Matanya lurus kedepan,tak memperdulikan Rio yang sedari tadi asik memandangi wajah cantik nya dari samping.

“Rio, boleh gue nanya sesuatu?”ujar Ify tanpa mengalihkan pandangan nya. Rio mengangguk pelan.

“kenapa lo suka sama gue?”pertanyaan Ify berhasil membuat Rio terdiam. Dia menghembuskan nafasnya,membuat sebagian rambut yang ada di dahinya berubah tempat (?).

“gue gak tau.”jawab Rio. ify menoleh,menautkan alisnya. “karena gue cinta sama lo tanpa alasan.”lanjut Rio. Ify menunduk.

“cinta gue ke elo itu sederhana. seperti kata yang tak sempat diucapkan kayu kepada api yang menjadikannya abu. Fy, gue ngejar lo bukan semata-mata  buat dapetin apa yang gue mau. Banyak yang pengen gue tanya sama lo..dan sampai sekarang yang masih bersarang di pikiran gue. Apa alesan lo nolak gue..”jelas Rio dengan intonasi tenang namun berhasil menohok hati Ify. Gadis ini memejamkan matanya erat. Aneh juga,kenapa pemuda di samping nya ini sama sekali tidak menyadari alasan ‘utama’ kenapa Ify selalu menolak nya. Seharusnya dia tau tanpa Ify jelaskan.

“apa lo beneran gak sadar,Yo?”lirih Ify pelan. seperti sebuah bisikan. Rio menatapnya penuh tanda tanya.

“maksud lo?”

“lo gak pantes buat gue. Dan gue gak pantes buat lo.”kini suara itu terdengar kian bergetar. Air mata Ify sudah mengumpul di pelupuk matanya. Dia masih betah menunduk sambil memainkan jari-jari nya.

“kenapa? Apa gue salah cinta sama lo?”

“salah! Salah besar Yo !”teriak Ify yang sekarang menatap Rio dengan mata memerah. “tanpa lo sadari,lo udah ngebuat kesalahan besar! Lo udah cinta sama gue dan lo ngebuat gue bisa ngebales perasaan lo itu!”lanjut Ify. buliran bening itu kini meleleh. Membuat aliran kecil di pipi gadis cantik ini.

“tapi kenapa? Apa alesan nya Fy? Kenapa gue gak boleh punya perasaan istimewa sama lo?”balas Rio.

“sekarang lo udah tau. Gue udah bales perasaan lo. Mulai detik ini,lupain gue. Anggap gak pernah terjadi apa-apa.”ujar Ify di tengah isakannya. Rio menghapus air mata Ify dengan kedua ibu jarinya,lalu memegang bahu Ify.

“Fy, apa guna nya lo jujur kalo akhirnya kayak gini? Lo gak bisa segampang itu nyuruh gue buat lupain lo. Gue gak bisa Fy, gak bisa. Lo terlanjur masuk ke dalam kehidupan gue.”detik kemudian,Rio menarik Ify ke dalam dekapan nya. Membiarkan gadis ini menangis sepuasnya. Dia membiarkan kemeja putihnya sedikit basah karena air mata Ify. Rio semakin erat mendekap Ify,walaupun Ify tak membalasnya. Seakan-akan Rio ingin membuat Ify percaya,kalau dia memang tidak bisa melupakan Ify begitu saja. Sepertinya nama Ify sudah mendarah daging di dalam diri Rio. sehingga dia tidak bisa melepaskan Ify begitu saja.

“kita..berbeda Yo.”lirih Ify pelan. Rio melepaskan dekapannya.

“kita beda..kita gak bisa sama-sama.”ulang Ify. “iman kita…”lanjut Ify pelan. Dia memejamkan matanya. Membiarkan Rio yang kini tengah diam,merasakan ada petir seketika menyambarnya. Hati nya tertohok hebat. Perkataan Ify yang terakhir,sukses membuat Rio sadar. Kini beribu pertanyaan itu telah terjawab. Dan jawaban itu hanya tertera dalam satu kata. Iman. Ya,iman mereka berbeda. Itu yang membuat Ify menolak Rio berulang kali. Itu yang membuat Ify selalu membohongi hatinya. Dan itu yang membuat Ify tidak ingin jatuh semakin dalam pada rasa yang seharusnya tidak pernah hadir untuk Rio. Cukup sebagai sahabat. Tapi Rio tetap menginginkan lebih dari itu.

Rio mengepalkan tangan nya. merasa ingin memukuli dan menertawakan dirinya sendiri. Kenapa ia tidak menyadari hal ini dari awal? Kenapa dia tetap bersikeras untuk memiliki Ify? jelas mereka berbeda. mereka tak akan pernah bisa untuk menyatu. Dia menatap Ify yang masih berusaha meredakan tangisan nya.

“gue cukup tau lo ciinta sama gue,dan lo juga cukup tau gue ngebales perasaan itu. Cukup. Cukup sampai disini dan semua perasaan itu akan berakhir. Kita Cuma pantes sahabatan,gak lebih. Dimana gue bisa denger semua keluh kesah lo,dan sebaliknya. Dimana kita bisa tertawa tanpa hambatan. Dimana kita bisa saling berbagi dan mengisi. Hanya sebagai sahabat Yo. Sahabat. Dan akan selamanya seperti itu.”jelas Ify. Kedua matanya tepat berhadapan dengan kedua mata Rio yang kini menatapnya. Kosong. Namun tak berdebu. Ify memegang erat tangan kanan Rio yang terasa dingin sejak Ify mengucapkan kata-kata nya tadi.

“gue..”ucap Rio tertahan. Untuk kedua kalinya,Rio kembali menarik Ify dalam dekapan nya. Dan kali ini Ify membalasnya. Berusaha menenangkan dirinya sendiri. Berusaha mengingatkan dirinya agar tidak lari dari kenyataan bahwa dia dan Ify,memang berbeda…

“ya..kita..Cuma bisa jadi sahabat.”lirih Rio. walaupun berhasil membuat goresan luka atas ucapan nya sendiri dan  yang membuat hati nya seperti terhunus benda tajam. kini kepingan perasaan itu harus berusaha ia buang. Karena akan percuma bila ia terus menyusun nya. Tidak akan ada yang peduli. Kini perasaan nya bagai daun-daun yang berguguran, terbuang sia-sia.

Ify melepaskan dekapan Rio. Lalu menatap Rio dengan lembut.

“perbedaan bisa membuat kita lebih erat,tapi terkadang perbedaan juga yang mengharuskan kita untuk saling menjauh. Berlari sari perasaan tak pasti,dan hanya meninggalkan sejuta angan yang tidak mungkin dapat digapai. Sampai kapan pun..”jelas Ify.

“tunjukin senyuman lo. Senyuman seorang sahabat yang akan menenangkan sahabatnya.”pinta Ify. tanpa ingin diminta dua kali,Rio segera menarik bibirnya ke samping. Membentuk sebuah senyuman hangat.Walau perasaan itu masih berkecamuk dalam hatinya. Ify balas tersenyum. Khusus untuk Rio. yang kini menyandang predikat sebagai sahabatnya. Ya,sahabat.

***
Semilir rasa membelai jiwa
Tercium aroma yang jauh disana
Perbedaan tak menyulutkan warna-warni canda mu
Sejak kehadiranmu hingga kini
Ruang hatiku beraroma wangi
Buaian bunga-bunga rindu menari
Yang kau tinggalkan dihati
***

 
@ahmi_242424