Dengan kata lain,aku selalu menjadi musuh mu. Tapi tak pernah berhenti memikirkan mu.
***
Pagi-pagi sekitar pukul 4 subuh,gadis manis bernama Ify ini sudah terbangun dari tidurnya. Dia menggeliat kecil,lalu turun dari ranjang nya. dia membuka gorden hijau nya,tak lupa dia juga membuka jendela nya agar udara pagi ini bisa masuk ke dalam kamarnya. Ify merentangkan tangan nya,mengambil oksigen melalui hidung nya lalu menghembuskan nya perlahan. Setelah itu dia masuk ke kamar mandi untuk menggosok gigi dan membasuh wajahnya. Dia melihat dirinya di depan cermin. Ify menarik bibir nya ke samping,membentuk senyuman yang ia persembahkan untuk para burung yang sudah bercicit dengan semangat di pagi yang masih gelap ini.
Ify keluar dari kamarnya,dan berlari kecil kea rah dapur.
“Bundaaa!”Ify mengagetkan seorang wanita yang sedang membuat adonan di dapur. Wanita yang dia sebut ‘bunda’ itu berbalik badan dan mencubit pipi Ify dengan gemas.
“Kamu ini,ngagetin bunda aja!”ujar Bunda. Ify tertawa kecil.
“adik-adik mu belum bangun Fy?”tanya bunda.
“Belum bun, mereka masih tidur nyenyak..”jawab Ify yang sekarang sudah mulai memotong-motong wortel menjadi beberapa bagian.
“oya,kemarin waktu pulang kamu kok kayaknya kesel gitu? Ada yang gangguin kamu?”tanya Bunda,sejenak menghentikan pekerjaan nya. Ify menggeleng.
“ngga ada yang ganggu Ify kok. Yah..kemarin Ify Cuma kesel aja. Pas ngamen ketemu sama orang paling nyebelin. Yang selalu buat Ify kesel!” sungut Ify. Bunda memandang Ify geli,pasal nya saat dia bercerita tentang hal yang di alami nya kemarin, entah sadar atau tidak, Ify memotong-motong wortel dengan sadis. Seakan membayangkan,kalau yang dipotong-potong itu orang dia cerita kan pada Bunda.
“kamu itu,gak boleh lho benci sama orang lain. Kalau pun dia berbuat buruk sama kamu,seharusnya kamu jangan menanamkan rasa dendam. Gak baik.”nasihat Bunda yang kembali menekuni pekerjaan nya.
“tau ah! Abis dia nya ngeselin.”balas Ify tak mau kalah. Bunda hanya menggeleng-geleng heran.
“Fy,bunda mau tanya sama kamu.”
“ya nanya aja Bun,biasa nya juga gak ijin dulu.”jawab Ify tanpa menoleh pada bunda nya.
“apa kamu gak mau tinggal lagi sama mama mu?”tanya Bunda hati-hati. dan kali ini sukses membuat Ify memandang Bunda nya.
“aku lebih bahagia sama Bunda,karena Bunda selalu menjadi yang terbaik untuk aku..”
***
Rio. Pemuda yang mempunyai wajah tampan dan berperawakan tinggi ini berjalan lenggang di koridor sekolah. Sambil memainkan kunci mobil nya,dia sesekali bersiul membuat setiap cewek yang dilalui melirik kea rah nya. Tak ada senyum. Tak ada keramahan. Yang ada hanya raut wajah yang dingin,kaku,dan berdebu namun menghangatkan. Dia berbelok ke kiri dimana kelas nya berada. Rio menuju ke bangku nya,sesaat langkah nya terhenti tepat di bangku kedua dari depan. Bangku Ify. Rio memandang gadis yang sedang duduk disitu dengan pandangan –sedikit- meremehkan. Merasa ada yang memperhatikan nya,Ify yang sedang membaca komik pun seketika mendongak.
“mau apa lo?” tanya Ify sengit. Rio tersenyum miring. Ify menggerlingkan matanya,kesal.
“gadis pengamen.”ujar Rio dengan nada mengejek. Lalu dengan santai nya berjalan menuju bangku nya. wajah Ify memerah,dengan rasa kesalnya dia pun menghampiri Rio yang kini sudah duduk santai di bangku nya sambil memasang earphone dari ponselnya.
“heh cowok tengil! Maksud lo apa bilang kayak gitu sama gue?”bentak Ify. Rio tetap asik dengan ponsel nya. Merasa di acuhkan,Ify pun melepas earphone yang menempel di telinga Rio. Dengan kesal,Rio pun berdiri menghadap Ify yang sedang menatapnya sengit.
“apa-apaan lo?”tanya Rio tak terima dengan perlakuan Ify. ify memutar bola matanya.
“lo yang apa-apaan! Pagi-pagi udah nyari rebut sama gue! Maksud lo apa pake bilang gitu sama gue ha? Lo mau ngehina gue ?”balas Ify. kini giliran Rio yang memutar bola mata nya.
“so? Terus lo ngerasa kehina gitu? Emang lo cuman gadis pengamen kan? Lo mau gue panggil apa? Nyonya besar? Atau ratu? Gak pantes lo di panggil kayak gitu!” Rio menunjuk wajah Ify. teman-teman sekelas mereka yang sudah datang langsung asik menonton pertengkaran pagi ini. Tanpa ingin memisahkan atau melerai Rio dan Ify,mereka malah duduk santai sambil menopang dagu masing-masing. Bahkan ada yang sambil ngemil yang mendadak mereka beli di kantin sebagai teman menonton adegan pertengkaran antara Rio dan Ify -__-
“eh denger ya anak manja! Jaga tuh mulut lo! Bisa gak sih sehari aja lo jangan mancing emosi gue ! capek gue berantem sama lo mulu!”balas Ify sengit. Rio berdecak.
“siapa juga yang mau berantem sama lo? Itu sih salah lo sendiri,jadi orang emosian!”kata Rio tak kalah sengitnya.
“ya,gue emang emosian! Tapi gue gini karena gue Cuma pengen lo ngehargain orang lain. Jangan ngehina se enak jidat lo! Mentang-mentang lo kaya, lo bisa ngedapetin segala nya yang lo mau! Pantesan aja jadi cowok kok manja, kerjaan nya Cuma buang-buang duit aja sih!.”balas Ify dengan nada meremehkan sambil melipat kedua tangan nya di depan dada.
“diajarin cara ngehargain orang lain gak sih sama orang tua lo?ck. atau jangan-jangan lo juga titisan orang tua lo, sombong dan menjadikan anak nya manja kyak gini.”lanjut Ify yang berhasil membuat macan yang ada dalam diri Rio bangun. Rio mengepalkan tangannya. Rio mendorong tubuh Ify hingga akhir nya membentur tembok. Ify sedikit mengaduh kesakitan. Tapi Rio tidak peduli.
“apa lo?”tantang Ify. sebenarnya Ify juga sedikit takut melihat kemarahan Rio. secara tidak langsung dan tanpa Ify sadari,dia telah mengusik satu hal yang membuat Rio benar-benar marah pada nya. tapi Ify berusaha untuk tetap tenang,jangan sampai dia terlihat kalah di mata Rio. gengsi dong dia! -_-“
“lo.”Rio menunjuk wajah Ify. Membuat gadis ini takut dan semakin menjauh kan wajah nya dari wajah Rio yang semakin mendekat. Bahkan hidung mereka pun hampir bersentuhan. Ify mencengkram kuat rok abu-abunya. Teman-teman sekelas mereka semakin serius melihat adegan itu. Mata mereka semakin menyepit. Sampai-sampai mereka berpikir Rio akan melakukan hal aneh untuk mengakhiri pertengkaran pagi ini. apalagi wajah Rio dan Ify semakin dekat. Tentulah mereka mengira, Rio akan mencium Ify di depan umum! Oh no !
“jangan pernah bawa-bawa orang tua gue.”singkat,padat,dan tajam saat Rio mengucapkan kalimat itu. Nada nya berubah menjadi dingin. Wajah nya masih menampakan raut kemarahan yang tak biasa.
“ck, kenapa? Ada masalah sama orang tua lo?” balas Ify yang sebenarnya sudah sangat takut. Rio menonjok dinding tepat di sebelah kepala Ify. membuat Ify menciut dan menutup mata nya.
“gue bilang jangan bawa-bawa orang tua gue!”bentak Rio keras. Ify ingin sekali segera pergi ,menjauh dari Rio. tapi tangan Rio mengunci nya. Ify menggigit bibir bawahnya. Dia menunduk. Merasa takut,dan malu. Pasalnya,kini kelas nya sudah mulai penuh karena teman-teman nya mulai berdatangan. Yang otomatis,mereka pun menyaksikan pertengkaran hebat nya dengan Rio.
Rio dan Ify masih dalam posisi itu. nafas Rio yang memburu semakin dirasakan oleh Ify. Ify menarik nafas kuat-kuat,lalu menghembuskan nya keras. Berusaha kembali mengumpulkan tenaga nya.
“permisi tuan Mario.”ujar Ify jutek dengan menepis tangan kiri Rio yang sedari tadi menguncinya. Rio melepaskan Ify tanpa sepatah kata pun. Dia langsung menunduk dengan tangan yang masih mengepal dan rahang yang mengeras.
Dengan langkah cepat,Ify segera keluar dari kelas nya di iringi tatapan penuh tanya dari teman-teman sekelasnya.
***
Pelajaran pertama berlangsung. Ify sudah kembali ke kelas,tapi tidak untuk Rio. Dia menghilang pada jam pertama hari ini. ify sedikit gelisah. Sesekali ia menoleh ke bangku yang Rio tempati. Kosong.
‘apa dia bolos gara-gara kejadian tadi pagi?’ pikir Ify khawatir. Dia lalu menggelengkan kepala nya.
‘ah,ngapain juga mikirin dia?masa bodo lah!’ pikir nya lagi.
Saat istirahat, Ify mencoba mencari keberadaan Rio dengan cara yang ‘tidak’ terang-terangan. Alias diam-diam. dia mencoba mencari ke kantin,tidak ada. Ke lapangan basket,tidak ada. Akhir nya dengan langkah gontai,Ify pun kembali ke kelas karena bel masuk sudah berbunyi. Dengan harapan,Rio sudah berada di kelas dan kembali duduk manis di bangku nya.
Tapi sial! Dugaan Ify salah. Bangku itu masih kosong. Yang berarti Rio belum kembali ke kelas. Dia kembali terlihat gelisah. Untung saja jam pelajaran terakhir ini kosong karena para guru mengadakan rapat. Jadi Ify tidak perlu mengumpulkan konsentrasi nya yang pecah hanya karena memikirkan keberadaan Rio sekarang.
Hingga bel pulang berbunyi,Rio masih belum menampakan batang hidung nya. Ify langsung membereskan buku nya dan keluar kelas dengan cepat. Dan berniat untuk mencari Rio lagi. Sambil berjalan,dia berpikir dimana Rio sekarang. Tiba-tiba muncul lampu di kepalanya *trinngg (?)*
“lapangan basket indoor!”seru nya pelan. senyum nya mengembang,berharap kali ini dugaan nya tepat. Ify berlari menuju tempat yang tadi diserukan nya.
***
Tahukah kamu? Perhatianku untukmu selalu muncul dengan tersirat, tanpa aku sadari.
***
Ify membuka pintu lapangan basket indoor itu, lalu melangkah masuk pelan-pelan. Mata nya berputar memandang sekeliling ruangan itu, hingga berhenti pada satu titik. Ify menghela nafas nya,dia berjalan menuju kea rah seseorang yang telah berhasil ditemukan nya.
“kalo mau bolos,gak usah sekolah sekalian.”kata Ify menyindir Rio yang kini tengah memain-mainkan bole basket yang ada di tangan nya. Rio tidak menjawab,kali ini Ify mau berusaha agar emosi nya tidak terpancing lagi dan menimbulkan pertengkaran untuk yang kedua kali nya. Ify pun duduk di kursi penonton,tepatnya di sebelah Rio. Ify melepas tas gendong nya,memangku nya untuk ia jadikan sandaran tangan nya.
“ngapain lo kesini?”tanya Rio dingin.
“suka suka gue dong..tempat ini bukan punya lo.”jawab Ify sekena nya.
“whatever.”balas Rio kesal yang kemudian melempar bola nya dengan asal. Kembali suasana menjadi hening. Apalagi di ruangan seluas ini tidak ada siapapun kecuali Rio dan Ify. merasa bosan,Ify pun mengeluarkan sebuah buku kecil dan pensil nya dari dalam tas. Dan dia pun mulai asik dengan kegiatan nya,mencoret-coret sesuatu. Merasa penasaran dengan apa yang dilakukan Ify,Rio pun melirik Ify dengan ujung mata nya.
“ngapain lo lirik-lirik gue?”tanya Ify sebal.
“suka-suka gue lah..”balas Rio tak mau kalah. “lagi buat apa sih lo?”tanya Rio penasaran sambil berusaha melihat apa yang ditulis Ify.
“eitss, ini rahasia!”Ify menjauhkan buku nya dari pandangan Rio. Rio memutar bola mata nya kesal.
“dasar pelit!” sungut Rio. ify menautkan alis nya.
“Bukan nya elo ya yang pelit sama gue?”tanya Ify. Rio menoleh ke Ify yang juga sedang menatap nya.
“maksud lo?”tanya Rio tak mengerti.
“lo pelit. Pelit sama cerita hidup lo. Seharusnya lo cerita,ya minimal sama gue. Supaya gak ada lagi pertengkaran kayak tadi. Gue tau kok,lo marah gara-gara gue bawa orang tua lo.” Ify langsung menutup mulut nya. “maaf,gue keceplosan.”sesal Ify kemudian. Disamping nya,Rio tersenyum. Tipis. Sangat tipis. Bahkan Ify pun belum mampu melihat senyuman itu.
“lo lagi ada masalah ya sama orang tua lo?”Ify menutup mulut nya lagi.
‘hadehh Ify,kenapa keceplosan lagi sih? Kalo dia tambah marah gimana?’ batin Ify. dia memukul-mukul pelan kepala nya sambil bersungut-sungut pelan. Rio yang melihat nya menjadi geli sendiri.
“eh eh,sorry deh. Gue keceplosan lagi..”sesal Ify. Rio melirik Ify,hanya beberapa detik. Setelah itu dia kembali memainkan bola basket nya. ify hanya menghela nafas nya. membiarkan Rio yang asik sendiri dengan bola di tangan nya. Ify menopang dagu,tanpa ingin mengganggu Rio. Dia hanya diam memperhatikan lekuk wajah tampan Rio. Ada hal yang Rio pendam. Ify bisa melihat itu dari sorot mata nya. Tajam,berdebu,namun menyimpan kelembutan dibalik sifat nya yang selalu cuek dan dingin terhadap orang-orang di sekitarnya.
“Fy.”panggil Rio pelan. kini ia tengah memeluk bola basket nya. Ify menengok lalu menatap Rio seakan bertanya –ada apa?-
“lo kenapa nyariin gue?”tanya Rio,sedikit ragu. Ify menelan ludah nya,lalu berpikir keras mencari jawaban. Iya sih,kenapa gue nyariin dia ya?pikir Ify bingung. Rio memandang Ify aneh,ditanya kok malah bengong?
“Ify, Fy,”Rio mengagetkan Ify,membuat gadis ini gegalapan.
“ehh,err, guee..emm, kenapa gue nyariin elo yaa?”Ify malah balik bertanya dengan polosnya. Rio menepuk jidat. Ify nyengir. Kedua nya kembali diam. Ify sesekali melirik Rio yang masih tenang. Seperti sedang memikirkan sesuatu. entah apa.
“hidup itu sulit ya Fy.”ujar Rio tiba-tiba. Ify melirik nya lagi,menunggu Rio melanjutkan. “kadang kita harus lakuin hal yang kita benci. Gue kadang ngerasa capek,capek sama hidup gue yang gini-gini aja. Berusaha untuk terlihat angkuh,bahkan orang lain mungkin ngira gue adalah orang yang bahagia. Dengan harta berlimpah,lo juga bilang gitu kan Fy? Lo bbilang gue manja, bisa ngedapetin apa aja yang gue mau..tapi…”Rio menghembuskan nafasnya,seperti tercekat di tenggorokan. Ify malah menatap bingung pemuda ini. ini cowok kenapa sih? Aneh deh. Tadi pagi ngajak gue berantem,sekarang malah curhat sama gue! Batin Ify.
“Fy, apa lo nganggep gue musuh?”tanya Rio serius. Dia memandang kedua mata Ify lekat. Membuat detakan jantung Ify berpacu lebih cepat. Lidah nya kelu. Susah sekali saat dia ingin mengeluarkan kalimat nya. Ify sendiri bingung. Ada apa dengan dia? Padahal dia dan Rio telah lama kenal. Bahkan dia merasa kalau Rio adalah rival nya. sering dia rebut gara-gara masalah sepele dengan pemuda ini. Hanya ada perasaan marah dan kesal saat berhadapan dengan Rio. tapi kali ini berbeda. Ify merasakan suatu hal yang belum pernah ia alami sebelum nya. Abstrak.
“gue.. emm,”Ify berusaha menjawab. Rio masih betah memperhatikan nya. “gue gak nganggep elo musuh kok.”jawab Ify kemudian,lalu menghela nafas lega. Rio berdehem pelan,lalu sedikit menjauhkan wajahnya dari Ify. Sadar,kalau jaraknya kini kian mendekat.
“gue kira..”
“apa?”potong Ify.
“gue kira lo anggep gue musuh. Secara,hampir tiap hari kita berantem.”
“kalo gue anggep elo musuh,gue gak bakal nyari elo kesini kali!” cibir Ify. Rio terkekeh pelan.
“eh Fy, sorry ya..tadi pagi gue udah nyari masalah aja sama elo.”ujar Rio lembut. lagi-lagi..Rio membuat detakan jantung Ify berpacu lebih cepat. My God, kenapa gue baru sadar kalau Rio punya suara selembut ini? batin Ify.
“ck, dasar aneh.”ujar Rio pelan. “lo perasaan bengong terus,kenapa sih Fy?”tanya Rio heran. Ify menggeleng sembari tersenyum tipis.
***
Karena kamu yang sebenarnya membuat hatiku berdesir. Membuat aliran darahku mengalir cepat. Sekali lagi, aku memikirkan mu dengan tersirat. Tanpa kamu sadari,dan tanpa aku ketahui.
***
Salam kece,
@ahmi_242424